Allah menyuruh kamu berlaku adil, berbuat kebaikan dan menyantuni kpd karib kerabat serta mencegah perbuatan keji, mungkar dan permusuhan

Maret 30, 2011

Jangan Minum Air Sambil Berdiri


Kita tahu bahwa Rasulullah melarang ummatnya untuk minum sambil berdiri. Hal ini tertera dalam beberapa hadits seperti:

“Sungguh janganlah salah seorang dari kamu minum sambil berdiri.” (HR. Imam Muslim (6/110-111)

"Dari Abu Hurairah, Nabi SAW bahwa sesungguhnya beliau melihat seorang lelaki minum dengan berdiri. Kemudian beliau bersabda kepadanya, “Muntahkanlah!” Orang itu bertanya, “Mengapa?” Beliau bersabda “Apakah kamu suka jika minum bersama dengan kucing?” Orang lelaki itu menjawab “Tidak” Beliau bersabda lagi “Sesungguhnya telah minum bersamamu sesuatu yang lebih buruk dari itu, yaitu syaitan!”

(HR. Imam Ahmad (7990), hadits ini ini sahih sanadnya dan hadith ini muncul juga dengan lafadz yang lain oleh Imam Ahmad (7790 dan 7796)

Lalu mengapa Rasulullah melarang ummatnya minum berdiri seperti yang disebutkan dalam hadis? Ini dibuktikan dari segi kesihatan. Air yang masuk dengan cara duduk akan disaring oleh sfringer. Sfringer adalah suatu struktur maskuler (berotot) yang boleh membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup.


Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada pos-pos penyaringan yang berada di ginjal. Nah, jika kita minum berdiri, air yang kita minum tanpa disaring lagi langsung terus menuju kandung kemih. Ketika langsung menuju kandung kemih, maka terjadi pengendapan di saluran ureter. Kerana banyak limbah-limbah yang menyisa di ureter. Inilah yang boleh menyebabkan penyakit kristal ginjal. Salah satu penyakit ginjal yang berbahaya. Susah kencing itu salah satu penyebabnya.

Cara mengatasinya :

1. Biasakan minum sambil duduk.
2. Banyak minum air putih.

Sekarang, apakah kita masih mahu minum berdiri?

Maret 28, 2011

Meneladani Cara Tidur Rasulullah SAW

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS Al-Ahzab; 33 : 21).
Segala sesuatu yang dicontohkan atau disuruh oleh Rasulullah SAW pasti mempunyai manfaat dan kebaikan yang banyak. Karena sesuai dengan kedudukan beliau sebagai uswatun hasanah, tidaklah beliau berbuat atau berbicara melainkan atas petunjuk dan bimbingan Allah, bukan karena nafsu ataupun keinginannya sendiri.

Salah suatu kebiasaan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang mudah2an tidak sulit untuk kita tiru adalah, adalah beliau senantiasa tidur dalam keadaan suci. Artinya, Rasulullah selalu berwudhuk sebelum tidur. Hal ini diungkapkan dalam hadis shahih dari Bukhari sbb.:
Dari Al-Bara’ bin Azib ra, ia berkata: “Rasulullah SAW bersabda kepadaku, “Apabila engkau hendak mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhuklah sebagaimana engkau wudhuk untuk shalat. Kemudian tidurlah diatas bahumu sebelah kanan”.
Kalau begitu apakah gerangan manfaatnya atau fadhilah berwudhuk sebelum tidur? Hikmahnya dapat diketahui dari hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan Ibnu As-Sunni:
“Barangsiapa yang pergi ke tempat tidurnya dalam keadaan suci seraya mengingat Allah SWT sampai dia tertidur (dikalahkan oleh kantuknya), maka tidak terlewatkan sesaat pun sepanjang malam, jika dia meminta kebaikan dunia dan akhirat kepada Allah, melainkan pasti akan diberi”.
Kebiasaan tidur Rasulullah SAW tersebut diikuti pula oleh kebiasaan lainnya yaitu membaca Al-mu’awwidzatain dan meniupkannya ketelapak tangan beliau, lalu diusapkan keseluruh tubuh. Hal ini berdasarkan hadis shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:
“Dari Aisyah ra, ia berkata, Sesungguhnya Rasulullah saw, apabila ia berada di tempat tidurnya, ditiupnya dengan mulutnya kedua tangannya dan dibacanya al-mu’awwidzatain, dan diusapnya badannya dengan kedua tangannya itu”.
Hadis lainnya berkenaan dengan ini adalah sbb.:
“Sesungguhnya Nabi saw, apabila menempati tempat tidurnya pada tiap malam, ia himpunkan kedua telapak tangannya, kemudian ia tiup dengan mulutnya, maka ia baca pada keduanya (surat-surat) Qulhuwallaahuahad, Qula’uudzubirabbilfalaq dan Qula’uudzu- birabbinnaas. Kemudian ia sapukan kedua telapak tangannya itu keseluruh badan sebatas kemampuannya, dimulai dari kepala, muka dan bagian badannya sebelah muka. Ia lakukan sebanyak tiga kali.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).
Masih ada berbagai macam zikir dan doa yang diajarkan oleh Rasulullah saw yang pantas untuk kita lakukan sewaktu akan tidur. Semuanya itu adalah untuk kebaikan umatnya. Namun apa yang disampaikan pada kesempatan ini cukup sederhana dan mudah-mudahan tidak berat untuk diteladani. Semoga kita diberi kemudahan oleh Allah SWT untuk senantiasa mengikuti sunnah Rasulullah SAW.
Untuk mengakhiri taklim singkat ini, agar kita sama sama termotivasi mengikuti sunnah Nabi dalam hal tidur, marilah kita simak maksud dua hadis berikut ini:
“Sesungguhnya apabila seseorang hendak tidur bersainglah malaikat dan syetan. Malaikat berdoa ”Ya Allah akhiri orang ini dengan kebaikan”. Sedangkan syetan berkata ”Akhiri orang ini dengan kejahatan”. Maka jika ia tadinya berzikir kepada Allah Ta’ala kemudian tidur, bermalamlah malaikat menjaganya” (Riwayat Ibnus Sunni).
Dari Ibnu ’Umar, berkata: Rasulullah SAW telah bersabda:
“Barangsiapa tidur dimalam hari dalam keadaan suci, maka malaikat akan tetap mengikuti, lalu ketika ia bangun, niscaya malaikat itu akan berucap ’Allahummaghfirli ’abdika fulani, fainnahu bata thahiran (Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan, karena ia tidur dimalam hari dalam keadaan suci)” (Riwayat Ibnu Hiban).
Semoga kita senantiasa memperoleh petunjuk dan pertolongan Allah SWT untuk dapat meniru kebiasaan Rasulullah SAW. Aamiin


Sumber:
1. Abduh Zulfidar Akaha; ”160 Kebiasaan Nabi SAW”
2. Imam An-Nawawi; ”Al-Adzkar”
3. Imam Hafiz Zakiuddin Abdul Azim; “At-targhib Wat-tarhib Minal ahaditsisy Syarif (Terjemahan Drs. M. Thalib “Pedoman Bertakarrub kepada Allah”)

Maret 01, 2011

Orang Tua Tercinta

Segala puji kita panjatkan kepada Allah SWT, sang maha pengasih yang masih memberikan keberkahan sehat dan umur panjang kepada kedua orang tua kita.

Orang tua, adalah pahlawan sejati dalam hidup kita. Dengan perantara merekalah kita hadir di dunia. Karena jasa merekalah kita sekarang dapat hidup layak seperti sekarang ini. Karena pengorbanan merekalah kita dapat berani menghadapi dunia dengan segenap kemampuan dan ilmu yang kita miliki.

Masih ingatkah kita ketika kecil dulu, seakan akan semua yang terbaik hanyalah diberikan untuk kita. Ayah yang bekerja tanpa kenal lelah demi memenuhi kebutuhan anak anaknya, ibu yang setiap pagi dan malam merawat dan menjaga. Ibarat nyamukpun yang menggigit atau melukai tubuh kitapun mereka tidak akan membiarkannya. Tidak ada kata lelah dari mereka demi kebahagiaan anak anaknya, tidak ada kata “tidak” demi permintaan dan kebahagiaan kita. Bahkan jika perlu kesusahan yang timbul akibat memperjuangkan kebahagiaan kitapun mereka rela melakukannya. Kecukupan kebahagiaan seorang anak, itulah yang membahagiakan para orang tua. Maka tidaklah mengherankan jika Allah Azza Wa Jalla menyebutkan bahwa durhaka kepada orang tua adalah dosa yang sangat besar.

Dan kini.. pertanyaan yang muncul adalah, apakah kita sudah bisa membalas semua kebaikan mereka? dan apakah semua yang kita berikan untuk mereka sudah layak disebut sebagai balasan yang setimpal?

Memang tidak akan ada balasan yang bisa dikatakan pantas untuk mengimbangi berbagai pengorbanan orang tua, walaupun kita telah mencoba seumur hidup kita.

Mungkin masih ada dari kita yang merasa kurang beruntung karena memiliki orang tua yang kurang pas dengan “selera” kita. Memang orang tua tetaplah manusia, yang tidak akan pernah sempurna. Dan mugkin juga karena itu kitapun pernah merasakan kecewa pada sikap dan kekurangan mereka. Namun percayalah, hati nurani setiap orang tua hanyalah ingin selalu melindungi kita dan menempatkan kita pada sebaik baik tempat dan keadaan, walaupun pendapat dan sikap memang mereka tidak sepenuhnya selalu benar.

Dalam segala situasi pun, orang tua tanpa diminta mengalahpun, mereka akan mengalah demi anak anaknya, dan setiap orang tua yang baik, tidak akan mengharapkan balas jasa dari anak anak mereka, walau mereka melihat kesuksesan telah menjadi bagian hidup anak anak mereka. Namun kita sebagai seorang anak yang seharusnya mengerti tentang balas budi, diharapkan dapat sedikit membantu mereka dalam menghabiskan sisa usia mereka dengan memberikan kebahagiaan. Kebahagiaan tidaklah selalunya dengan harta, pada usia mereka, perhatian dan kasih sayang dari anak anaknya adalah pengobat yang sangat manjur dari semua kesepian yang menghinggapi mereka dimasa tua.

Di masa ini adalah saat mereka “menitipkan” hidup kepada anak- anak mereka. Para orang tua sebenarnya tidak akan pernah meminta ataupun memohon dan apalagi merepotkan kepada anak anak mereka dengan berbagai kelemahan yang hadir dimasa tua. Kalaulah dapat, mereka pasti akan mau hidup mandiri dan sudah cukup merasa senang melihat kesuksesan anaknya, walaupun mereka tidak ikut menikmati. Namun keterbatasan mereka sebagai manusia mengharuskan mereka membutuhkan bantuan, dan siapa lagi yang seharusnya membantu dan memanjakan mereka, tentu saja anak anak mereka. Bukankah mereka juga melakukan hal yang sama, bahkan lebih baik, kepada kita sewaktu kita kecil?

Subhanallah, bisakah kita mencintai mereka seperti mereka mencintai kita? atau jangan jangan yang terjadi malah sebaliknya? harta dan amanah dunia yang hanya sebentar dititipkan kepada kita ini, telah menggiring kita jauh dari mereka?

Mari kita temukan jawaban sejujurnya dalam diri dan hati nurani kita masing masing…

Bila Hati Merindu Cinta Tapi......

CINTA. Siapa sih yang tak merindukannya? Siapa pula yang tak mendambakannya? Apalagi keberadaan cinta ini naluri, sudah pasti ada secara build up dari Sononya. Satu rasa ingin melestarikan jenis dengan melampiaskannya pada rasa sayang pada ortu, pada adik dan kakak, dan yang terutama adalah pada anak. Keberadaan anak sudah pasti membutuhkan adanya hubungan antara laki-laki dan perempuan. Jelas gak mungkin dong, perempuan dengan perempuan atau laki-laki dengan laki-laki bisa menghasilkan anak? Sama gak mungkinnya masa jeruk minum jeruk.

Jadi, ketertarikan pada lawan jenis adalah rumus mutlak agar generasi manusia tetap lestari. Pemenuhannya bisa bermacam-macam, ada yang via pacaran, ada yang lebih demen TTM alias Teman Tapi Mesra, ada yang kumpul kucing (bosan kumpul kebo mulu), atau ada yang lewat pernikahan.

Bagi yang masih dikaruniai akal sehat dan keimanan, cuma jalan pernikahan saja yang boleh ditempuh untuk melestarikan keturunan dengan mempunyai anak ini. Cuma dengan pernikahan saja hubungan laki-laki dan perempuan yang semula bukan mahrom dan notabene orang lain menjadi halal.

Tapi ternyata, jaman serba komputer saat ini bukanlah jaman Siti Nurbaya dulu. Sekarang jaman Siti Nurhaliza yang ternyata mencari jodoh yang baik itu tak semudah membalikkan telapak tangan. Kajian-kajian Islam yang semakin marak membuat para wanita lebih bisa menghargai dirinya sendiri. Bukan jalan pacaran, TTM atau pun kumpul kucing yang jadi pilihan. Tapi pernikahan yang suci adalah sesuatu sebagai solusi.

Seiring berjalannya waktu ternyata perbandingan laki-laki dan perempuan tidak seimbang. Kalau kita mau lebih mengerucutkan lagi, perbandingan laki-laki dan perempuan yang insaf bin tobat dan menempuh jalan Islam sebagai the way of life juga tak sepadan. Gak percaya? Coba amati kalau ada acara seminar keislaman, peserta perempuan pasti jauh lebih banyak daripada peserta laki-laki.

Trus apa hubungannya? Hubungannya sih baik-baik saja hehe, maksudnya tuh dengan melihat sekilas itu saja kita langsung ngeh bahwa ternyata ada beberapa kendala ketika seorang muslimah ingin menggenapkan separuh dien-nya. Laki-laki yang sholeh ternyata tak banyak. Meski Islam telah memberi poligami sebagai solusi, ternyata pada praktiknya di lapangan tidak semudah itu.

…bagaimana bila hati ini sudah merindu cinta yang keberadaannya adalah fitroh padahal jodoh masih juga belum datang…

Lalu bagaimana bila hati ini sudah merindu cinta yang keberadaannya adalah fitroh padahal jodoh masih juga belum datang?

1. Puasa. Seperti kata Rasulullah SAW tercinta, bagi para pemuda yang belum mampu untuk menikah maka berpuasalah. Puasa ini benar-benar manjur sebagai pengendali kondisi psykis kita.

2. Perbanyak tilawah Qur’an. Dengan membaca Al Qur’an hati akan menjadi tenang. Hati yang semula bergejolak karena dorongan naluri, akan menjadi lebih aman dan tenteram ketika kita tilawah Qur’an dan meresapi serta merenungi maknanya.

3. Perbanyak aktifitas positif. Dengan beraktifitas positif, perhatian kamu gak melulu menggebu ingin nikah. Cinta yang kamu punya bisa disalurkan ke jalan yang benar lainnya misalnya saja sayang pada adik atau keponakan. Kaji Islam sebaik-baiknya agar gelora cinta yang belum ada penyalurannya ini bisa dikontrol dengan baik. Kalo kamu suka olahraga, bagus tuh untuk kesehatan dan sebagai pengalih perhatian yang positif. Tapi ingat ya, jaga aurat kamu baik laki-laki maupun perempuan.

Semoga tips sederhana ini bisa menjadi solusi cerdas untuk kamu yang sedang merindu cinta. Meskipun Februari marak dengan nuansa cinta, tapi jangan sampai deh kamu ikut-ikutan acara semu berbalut nafsu ini. Murnikan cintamu dengan tetap berada di rel syariat-Nya. Setuju donk ya, sip deh