Allah menyuruh kamu berlaku adil, berbuat kebaikan dan menyantuni kpd karib kerabat serta mencegah perbuatan keji, mungkar dan permusuhan

Desember 09, 2011

ARTI SEBUAH PERNIKAHAN

Sebuah Renungan,......Semoga Bermanfaat terlampir kisah nyata yang bagus sekali untuk contoh kita semua (kisah ini pernah ditayangkan di MetroTV). Semoga kita dapat mengambil pelajaran.Ini cerita Nyata, beliau adalah Bp. Eko Pratomo Suyatno, Direktur Fortis Asset Management yg sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan Investment, beliau juga sangat sukses dlm memajukan industri Reksadana di Indonesia.
Apa yg diutarakan beliau adalah Sangat Benar sekali.Silahkan baca dan dihayati.Sebuah perenungan, Buat para suami baca ya…….. istri & calon istri juga boleh…Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Mereka dikarunia 4 orang anak.Disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak keempat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Itu terjadi selama 2 tahun. Menginjak tahun ke tiga, seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi. Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja, dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum.
Untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. Sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas waktu maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang, bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.
Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa,tinggal si bungsu yg masih kuliah.Pada suatu hari…ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah, sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.
Dengan kalimat yg cukup hati-hati anak yg sulung berkata,”Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu, tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak……. . bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu”. Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2, “sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak, dengan berkorban seperti ini kami suda tidak tega melihat bapak. Kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian”.
Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2nya.”Anak2ku ………… Jikalau pernikahan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah…… tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup,dia telah melahirkan kalian.. Sejenak kerongkongannya tersekat,… kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat dihargai dengan apapun. Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini?? Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain? Bagaimana dengan ibumu yg masih sakit..”
Sejenak meledaklah tangis anak2 pak suyatno. Merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno….dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.. Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Suyatno, kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa2.. Disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio, kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru.
Disitulah Pak Suyatno bercerita..”Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam pernikahannya, tetapi tidak mau memberi (memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian) itu adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata,dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2..Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama… dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit,,,”

Hikmah Doa Penjual Tempe

Ada sebuah kampung di pedalaman Tanah Jawa. Disitu ada seorang perempuan tua yang sangat kuat beribadat. Pekerjaannya ialah membuat tempe dan menjualnya di pasar setiap hari. Ia merupakan satu-satunya sumber pendapatannya untuk menyambung hidup. Tempe yang dijualnya merupakan tempe yang dibuatnya sendiri.Pada suatu pagi, seperti biasa, ketika beliau sedang bersiap-siap untuk pergi menjual tempenya, tiba tiba dia tersadar yang tempenya yang diperbuat dari kacang kedelai hari itu baru separuh jadi. Diperiksanya beberapa bungkusan yang lain. Ternyatalah semuanya belum jadi.Perempuan tua itu berasa amat sedih sebab tempe separuh jadi pasti tidak akan laku dan tiadalah rezekinya pada hari itu. Dalam suasana hatinya yang sedih, dia yang memang kuat beribadah teringat akan firman Allah yang menyatakan bahawa Allah dapat melakukan perkara-perkara ajaib,bahwa bagiNya tiada yang mustahil. Lalu diapun mengangkat kedua tangannya sambil berdoa , “Ya Allah , aku memohon kepadaMu agar kacang kedelai ini menjadi tempe. Amin”Begitulah doa ringkas yang dipanjatkan dengan sepenuh hatinya. Dia sangat yakin bahawa Allah pasti mengabulkan doanya. Dengan tenang perempuan tua itu menekan-nekan bungkusan bakal tempe dengan ujung jarinya dan dia pun membuka sikit bungkusan itu untuk menyaksikan keajaiban kacang kedelai itu menjadi tempe. Namun, dia termenung seketika sebab kacang tu masih tetap kacang kedelai.Namun dia tidak putus asa, sebaliknya berfikir mungkin doanya kurang jelas didengar oleh Allah. Maka dia pun mengangkat kedua tangannya semula dan berdoa lagi. “Ya Allah, aku tahu bahawa tiada yang mustahil bagiMu. Bantulah aku supaya hari ini aku dapat menjual tempe karena inilah mata pencarianku. Aku mohon agar jadikanlah kacang kedelaiku ini menjadi tempe, Amin”.Dengan penuh harapan dan debaran dia pun sekali lagi membuka sedikit bungkusan tu. Apakah yang terjadi? Dia termangu dan heran karena tempenya masih tetap begitu!! Sementara itu hari pun semakin meninggi sudah tentu pasar sudah mula didatangi orang ramai. Dia tetap tidak kecewa atas doanya yang belum terkabul.

Walau bagaimanapun kerana keyakinannya yg sangat tinggi dia berenca untuk tetap pergi ke pasar membawa barang jualannya itu. Perempuan tua itu pun berserah pada Tuhan dan meneruskan bepergian ke pasar sambil berdoa dengan harapan apabila sampai di pasar kesemua tempenya akan jadi.Dia berfikir mungkin keajaiban Allah akan terjadi dalam perjalanannya ke pasar. Sebelum keluar dari rumah, dia sempat mengangkat kedua tangannya untuk berdoa. “Ya Allah, aku percaya, Engkau akan mengabulkan doaku. Sementara aku berjalan menuju ke pasar, Engkau kurniakanlah keajaiban ini buatku, jadikanlah tempe ini. Amin”. Lalu dia pun berangkat. Di sepanjang perjalanan dia tetap tidak lupa membaca doa di dalam hatinya. Sesampai di pasar, segera dia meletakkan barang-barangnya. Hatinya betul-betul yakin yang tempenya sekarang mesti sudah jadi. Dengan hati yg berdebar-debar dia pun membuka bakulnya dan menekan-nekan dengan jarinya setiap bungkusan tempe yang ada.Perlahan-lahan dia membuka sedikit daun pembungkusnya dan melihat isinya. Apa yang terjadi? Tempenya masih setengah jadi!! Dia lalu menarik nafas dalam-dalam.
Dalam hatinya sudah mula merasa sedikit kecewa dan putus asa kepada Allah karena doanya tidak dikabulkan. Dia berasakan Tuhan tidak adil. Tuhan tidak kasihan padanya, inilah satu-satunya puncak rezekinya, hasil jualan tempe. Dia akhirnya cuma duduk sahaja tanpa memamerkan barang jualannya sebab dia berasakan bahwa tiada orang yang akan membeli tempe yang baru separuh menjadi. Sementara itu hari pun semakin petang dan pasar sudah mulai sepi, para pembeli sudah mulai kurang.

Dia meninjau-ninjau kawan-kawan sesama penjual tempe, tempe mereka sudah hampir habis. Dia tertunduk lesu seperti tidak sanggup menghadapi kenyataan bahawa hari ini tiada hasil jualan yang boleh dibawa pulang. Namun jauh di sudut hatinya masih menaruh harapan terakhir kepada Allah, pasti Allah akan menolongnya. Walaupun dia tahu bahawa pada hari itu dia tidak akan dapat pendapatan langsung, namun dia tetap berdoa buat kali terakhir, “Ya Allah,berikanlah penyelesaian terbaik terhadap tempeku yang setengah ini.”
Tiba-tiba dia dikejutkan dengan teguran seorang wanita. “Maaf ya, saya ingin bertanya, Apakah Ibu menjual tempe yang belum menjadi? Dari tadi saya sudah pusing keliling pasar ini untuk mencarinya tapi masih belum menemukannya.” Dia termenung dan terkejut seketika. Hatinya terkejut sebab sejak berpuluh tahun menjual tempe, tidak pernah seorang pun pelanggannya mencari tempe yang belum menjadi. Sebelum dia menjawab sapaan wanita di depannya itu, cepat-cepat dia berdoa di dalam hatinya”Ya Allah, saat ini aku tidak mahu tempe ini menjadi lagi. Biarlah tempe ini seperti semula, Amin”.

Sebelum dia menjawab pertanyaan wanita itu, dia membuka sedikit daun penutup tempenya. Alangkah senangnya dia, ternyata memang benar tempenya masih setengah jadi! Dia pun rasa gembira dalam hatinya dan bersyukur pada Allah. Wanita itu pun memborong habis kesemua tempenya yang setengah jadi itu. Sebelum wanita tu pergi, dia sempat bertanya wanita itu, “Mengapa hendak membeli tempe yang belum jadi?” Wanita itu menerangkan bahawa anaknya yang kini berada di Inggris ingin makan tempe dari desa. Melihat tempe itu akan dikirimkan ke Inggris, si ibu tadi harus membeli tempe yang setengah jadi supaya apabila sampai di Inggris nanti akan menjadi tempe yang jadi dan sempurna. Kalau dikirimkan tempe yang sudah jadi, nanti di sana tempe itu sudah tidak baik lagi dan rasanya pun kurang sedap.
Perempuan tua itu pun keheranan dan berfikir rupa-rupanya inti doanya akan hajat rezeki dimakbulkan oleh Tuhan, walaupun bentuk fisiknya tidak sesuai dengan keinginannya.
Sering kali manusia menempatkan Allah sebagai objek yang dapat di suruh-suruh mengabulkan doa. Jika kasusnya seperti ini, maka siapa yang penguasa, siapa yang hamba ? Bukankah posisinya jadi terbalik ? Dalam cerita ini Allah mendidik si tukang tempe bahwa Allah bukan objek dari doa. Allah bukanlah Dzat yang bisa diperintahkan / dipaksa untuk mengabulkan doa hamba-Nya yang lemah.Dengan kemaha-tahuannya, Allah memberikan yang lebih baik dari perkiraan sang hamba, sesuai denga rancangan-Nya.

Janganlah berputus asa terhadap Allah yang rezekimu ada di tangan-Nya. Penuhi hak-hak Allah darimu dengan berusaha dan berdoa, selebihnya, biarlah Allah yang memilihkan yang terbaik untukmu.
Barangkali saja doa kita kepada yang serba maha belumlah doa yang sopan dan belum memenuhi adab yang sepantasnya.

Wahb bin Munabbih berkata : Saya telah membaca dalam kitab-kitab Allah yang dahulu. Firman Allah :Hai anak adam, taatilah perintah-Ku dan jangan engkau memberitahuku apa kebutuhan yang baik bagimu (Jangan engkau mengajari Ku apa yang terbaik bagimu). Sesungguhnya Aku telah mengetahui kepentingan hamba-Ku. Aku memuliakan siapa yang patuh kepada perintah-Ku, dan menghina siapa saja yang meremehkan-ku. Aku tidak menghiraukan kepentingan hamba-Ku, sehingga hamba-Ku memperhatikan hak-Ku (yakni kewajiban terhadap Aku).
Sungguh, hikmah dari Allah terserak di mana-mana, bahkan penjual tempe mendapatkannya.